Teleskop Celestron 130EQ

Jumat, 09 Juni 2017




Teleskop Celestron 70AZ

Rabu, 07 Juni 2017

Pernah mengabadikan Gerhana Matahari Cincin Tahun 2009




Teleskop Celestron CGE1100 + Vixen Altux

Selasa, 06 Juni 2017








Pernah mengabdikan peristiwa Transit Venus Pada Tahun 2004




RainWise WeatherLog

RainWise WeatherLog yang merupakan Automatic weather system yang dapat mengukur suhu, kelembaban, tekanan barometrik, kecepatan angin dan arahnya, curah hujan, dan radiasi matahari. Selama interval waktu data logging, kecepatan angin dan arah dirata-ratakan, kecepatan angin maksimum ditangkap sehingga dalam penggunaannya perlu diperhatikan terutama letak geografis dimana alat tersebut digunakan.

Prosedur dalam penggunaan alat :
1.     Pilih lokasi terbuka untuk penempatan logger (alat). Dimana alat ini harus berada di mana suhu dan kelembabannya tidak dipengaruhi oleh sumber panas dan air lainnya dan juga tempatkan pada daerah yang jauh dari penghalang yang dapat mempengaruhi angin, curah hujan dan sensor radiasi matahari. (Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mendefinisikan medan terbuka sebagai daerah di mana jarak antara anemometer dan penghalang setidaknya sepuluh kali tinggi obstruksi).

2.   Pasang tripod dan pastikan untuk mengamankan kunci ekstensi. Terungkap kaki tripod sejauh rantai. Dengan lubang-lubang ditripod kaki dan untuk mengamankan menggunakan tripod mount kit. Ada tingkat gelembung dan kompas di dasar tripod, dan basis tripod harus tinggi dengan sisi kompas menghadap utara. Pemasangan pipa tripod yang memiliki sekrup kecil harus menghadapi Selatan.

3.  Arahkan panel surya menghadap ke selatan untuk di belahan bumi utara sedangkan untuk penyebaran belahan bumi selatan, panel surya menghadapi ke utara.  (Panel surya penyesuaian lintang adalah untuk membuat panel surya tegak lurus terhadap sinar matahari di siang hari. Ada lima lubang diatur di sekitar poros panel yang memungkinkan sudut 15°, 30°, 45°, 60° dan 75° yang diukur dari horizontal. Sesuaikan sudut panel surya untuk kinerja yang optimal. 

4.      Hidupkan sistem dengan menarik saklar ke depan ke arah depan unit.  Sistem ini sekarang dapat digunakan.




Praktikum IPBA: Pengamatan Benda Langit

Sabtu, 02 Mei 2015
Bandung, 30 April 2015

Dalam rangka kegiatan Praktikum mata kuliah IPBA maka di adakan pengamtan benda langit yang di mulai sejak pukul 19.00 sampai dengan 23.00 WIB. Kegiatan pengamatan di lakukan oleh 3 kelas IPBA dengan masing-masing dosen Bpk. Taufik, Bpk. Agus Fanny dan Ibu Winny, yang pada pelaksanaanya di lakukan secara bergantian tiap kelas. Lokasi Pengamatan di lakukan di Tower Timur gedung FPMIPA UPI tepatnya di lantai 8.

Pengamatan sempat mengalami kendala di karenakan kondisi langit yang berawan, tetapi sekitar pukul 20.30 WIB langit menyajikan keindahannya. Objek langit yang bisa teramati adalah Planet Venus, Planet Jupiter, Bulan, Rasi Ursa Mayor, Rasi Crux, Planet Saturnus, Rasi Scorpio, dan Rasi Centaurus.









Lokakarya GMT 2016 : Lapan Bandung

Kamis, 16 April 2015
Bandung, 14 April 2015

Indonesia saat ini bersiap-siap untuk menyambut Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016. Gerhana matahari terjadi ketika piringan Matahari tertutup oleh piringan Bulan yang berada di antara Matahari dan Bumi. Peristiwa astronomis langka ini rata-rata berlangsung dua kali setiap tahun dan hanya dapat diamati dari sebagian kecil wilayah di permukaan Bumi.
Pada 2001 hingga 2020, hanya terdapat tiga gerhana matahari yang teramati jelas di Indonesia, yakni gerhana matahari cincin (GMC) 26 Januari 2009, GMT 9 Maret 2016, dan GMC 26 Desember 2016. GMT 9 Maret 2016 memiliki keistimewaan karena penduduk di seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan setidaknya gerhana matahari sebagian di pagi hari. 
Lokakarya ini dibuka oleh Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin. “Kita bersyukur dapat berkumpul dengan komunitas-komunitas astronomi dan semua pihak yang terkait. Gerhana matahari memang momen yang sangat penting dan dari pengalaman-pengalaman sewaktu mengamati gerhana itu sangat menakjubkan dan kagumnya luar biasa,” ujar Thomas. Dilanjutkan pula keynote speech oleh Prof. Dr. Bambang Hidayat yang menyampaikan tentang gerhana matahari dari sudut pandang astronomi. Ia juga akan memaparkan mengenai gambaran umum daya tarik gerhana dari sudut pandang ilmiah hingga kebudayaan, kilas balik dan pengamatan gerhana matahari yang pernah dilakukan di Indonesia, hingga peluang dan tantangan bagi masyarakat ilmiah dan umum terkait gerhana yang akan terjadi.


 Kredit : Prof Bambang Hidayat

Dalam lokakarya tersebut dibahas mengenai beragam peluang dan tantangan yang muncul dengan terjadinya gerhana. Lokakarya GMT ini bertujuan untuk mengumpulkan komunitas astronomi guna membahas peluang terkait GMT 2016 dari sudut pandang penelitian, edukasi, dan wisata. Sesi selanjutnya, plenary speech disampaikan oleh Prof. Dr. Taufiq Hidayat dari Astronomi ITB dan E. Sungging Mumpuni dari Pusat Sains Antariksa LAPAN. Kemudian disampaikan pula paparan dari Langitselatan, Avivah Yamani, M.Si mengenai fenomena sosial terkait gerhana matahari.

Selanjutnya presentasi dari Koordinator Nasional, Dra. Clara Yono Yatini, M.Sc (Ketiga dari Kiri) ; Koordinator Bidang Ilmiah, Dr. Budi Dermawan (Pertama dari Kiri) ; Koordinator Bidang Edukasi dan Sosialisasi, Dr. Hakim L. Malasan (Kelima dari Kiri) ; Koordinator Bidang Humas, Dr. Mahasena Putra (Kedua dari Kanan); dan Koordinator Bidang IT diwakili oleh Doni Marshall Rangga, S.Komp, CEH, RHCSA (Keenam dari Kiri) mengenai peranan Teknologi Informasi dalam Pengamatan GMT 2016.

Sumber : Lapan
Foto      : Cahyo Puji Asmoro

Kuliah IPBA : Jenis-Jenis Teleskop

Kamis, 02 April 2015
Bandung, 1 April 2015

Pada pertemuan kali ini Dosen Agus Fanny Chandra, M.Pd. memberikan kuliah mengenai Alat optik dengan sub materi Jenis-Jenis Teleskop. Selain memaparkan cara kerja teleskop secara teori tetapi dengan praktek teleskop secara hands on.



Foto : CPA